Wisata Budaya Suku Nias
Wisata Budaya Suku Nias -Suku nias merupakan salah satu suku asli Sumatera Utura, Suku nias tinggal di sebuah pulau di sebelah barat pulau Sumatera Utara atau lebih tepatnya kurang lebih 85 mil laut dari sibolga. suku nias menyebutkan diri mereka "Ono Niha” (Ono = anak/keturunan; Niha = manusia) dan pulau Nias disebut sebagai “Tanö Niha” (Tanö = tanah).
Kepulauan Nias memiliki 4 kabupaten dan satu kota diantara Kabupaten nias, Nias Selatan, Nias Barat, dan Nias Utara, dan memiliki satu kota yaitu kota gunung sitoli. tetapi kebanyakan orang hanya mengetahui dua kabupaten yaitu kota gunung sitoli dan kabupaten Nias Selatan (teluk dalam).
Suku Nias adalah sebuah masyarakat yang hidup dalam lingkungan adat dan kebudayaan yang masih tinggi. Hukum adat yang ada di Nias secara umum disebut fondrakö; yang mengatur segala segi kehidupan sukunya mulai dari kelahiran sampai kematian.
Walaupun zaman sudah modern suku nias masih mempertahankan adat dan juga budayanya. Penduduk yang ada di Pulau Nias menjalani kehidupan seperti para pendahulunya agar tidak hilang di makan waktu dan juga zaman Modernisasi.
Suku nias di kenal dengan lapisan sosial yang cukup tajam. seperti pada Nias Selatan misalnya dikenal dengan beberapa kelas-kelas sosial, seperti siulu/bangsawan, ere/pendeta agama asli, ono mbanua/anak negeri atau orang kebanyakan, dan golongan sawuyu/budak. Golongan siulu yang memerintah suatu dearah, misalnya seperti diangkat menjadi kepala desa.
Adat Istiadat Nias
jika di bandingkan dengan suku-suku lain yang ada di Sumatera Utara Nias telah mengembangkan adat istiadat yang unik. Beberapa tradisi yang berhubungan dengan pemujaan para leluhur mereka sebelum kekristenan dan sebagian besar sudah lenyap. Adat-adat lainnya seperti perbudakan dan pengayauan juga sudah dihapuskan pada saat Pulau Nias bergabung dengan dunia modern. Tetapi masih banyak adat istiadat Nias masih yang masih di pertahankan, seperti lompat batu, Tari perang, pakaian adat dan masih banyak lagi.
Lompat Batu Nias
Lompat batu ( fahombo ) di masa lampau dilakukan oleh seorang pemuda Nias untuk menunjukan bahwa pemuda tersebut sudah dianggap dewasa juga matang secara fisik. Jika pemuda tersebut mampu melompati batu yang telah disusun dengan ketinggian hingga 2m dengan ketebalan 40 cm dengan sempurna maka sang pemuda kelak akan menjadi seseorang pembela kampungnya jika ada konflik dengan warga desa yang lain.
Tari perang Suku Nias
Tari perang Suku Nias ( bahasa Nias: Fataele ) tidaklah bisa dipisahkan dengan seni Lompat Batu Nias, karena lahirnya bersamaan dengan Lompat Batu Nias. Dulunya suku nias sering berperang antar suku. Masalah pemicu perang adalah perebutan lahan atau perebutan kekuasaan. Tetapi setelah di zaman modern peperangan seperti di masa lampau tidak ada lagi sekarang di ganti menjadi sebuah tari fatale yang di lakukan para pemuda dengan artibut perang tradisional yang bertujuan agar budaya berperang tetap ada.dan generasi baru tetap melakukan budaya ini sampai kapanpun. Jika kehilangan budaya bertarung merupakan bencana besar bagi para penduduk yang tinggal di Pulau Nias.
Pakaian adat Suku Nias
pakaian adat suku nias di namakan dengan Baru Oholu untuk adat Suku Nias yang khusus dipakai oleh laki-laki. Sementara untuk pakaian adat para perempuan mempunyai nama sendir yakni Oroba Si’oli. Pakaian adat ini biasanya memiliki warna emas atau kuning yang dipadukan dengan beberapa warna lain, seperti hitam, merah, dan putih. Di mana pada warna masing-masing memiliki filosofi nya tersendiri.
itulah sedikit dari saya tentang Wisata Budaya Suku Nias pada postingan yang selanjutnya, saya akan membahas lebih lanjut tentang budaya Suku Nias semoga bermanfaat Terimakasih.....