hidup hanya sekedar hidup
hidup hanya sekedar hidup-Buya hamka pernah berkata Kalau hidup sekedar hidup, babi dihutan pun hidup. Kalau bekerja sekedar bekerja, kera juga bekerja. Sangat Ironis memang, aktivitas yang dilakukan manusia dimana derajatnya paling tinggi diantara makhluk hidup lainnya disamakan dengan seekor hewan. Tetapi ini merupakan sindiran level tertinggi bukan ? coba kita renungi kembali kata-kata bijak dari sang Buya Hamka, sebagai manusia kita memang diberi kenikmatan untuk hidup di dunia, memanfaatkan segala yang telah disediakan sang pencipta
Namun selama hidup, apakah selama ini kita mencari arti untuk apa kita hidup ? bila kita tak mencari hakikat hidup ini, maka tak ada bedanya kita dengan babi-babi liar di hutan belantara sana. Lalu tentang bekerja, selama ini apa tujuan kita bekerja selain untuk mendapatkan imbalan untuk memenuhi kebutuhan perut ? bukankah kera juga bekerja untuk mendapatkan pisang atau sekedar kacang untuk kebutuhan perutnya? ia bekerja menjadi pemanjat pohon kelapa yang menjulang tinggi itu atau menjadi penghibur dibalik topeng monyet dengan segala macam atraksinya yang mampu memukau orang-orang yang melihat atraksinya.
Namun mirisnya, ada satu hal yang sangat disayangkan tentang pandangan yang diberikan kepada golongan para pekerja. Lihat saja di sekeliling kita, bagaimana level standar masyarakat Indonesia mengkotak-kotakan tentang status pekerjaan.
Mereka yang memiliki sudah status sebagai Aparatur Sipil Negara rupanya masih menjadi status yang di dewakan dalam masyarakat kita, seolah olah status pekerjaan seseorang seperti memberikan kedudukan bagaimana orang lain berprilaku terhadapnya atau bagaimana seseorang memperlakukan orang yang memiliki status pekerjaan hebat menurut kacamata standarnya. Sangat di sayangakan....
kini bukanlah tentang halal atau tidak halal yang akan dihargai akan tetapi yang terpenting adalah bagaimana kuantitas tentang bayaran dari pekerjaan itu sendiri, besar atau kecil ? banyak atau sedikit ?. Lalu saya mulai bertanya pada diri sendiri "Apakah ini dampak dari kekusutan ekonomi ?" menyebabkan kita menjadi pribadi yang apatis dan buas dengan ketamakan.
Lalu bagaimana dengan para pekerja yang tidak memenuhi standar masyarakat Indonesia,? pernahkah semangat Anda patah karena standar tersebut? Bukankah lelah bila mengikuti standar orang lain ? nikmatilah pekerjaan saat ini yang dapat memenuhi kehidupanmu. namun jangan melewatkan kesempatan yang lebih baik jika memang peluang itu ada. sekian dari saya tantang filosofi hidup semoga bermanfaat Terimkasih.........
reff : Buya Hamka, kompasiana.com/malasilviani
Di edit dan Dimodifikasi oleh : https://hizkiaproject.blogspot.com/
Penulis : Hizkia Duha
Tanggal : 18-juli-2021
No comments for "hidup hanya sekedar hidup"
Post a Comment